a hrif="http://2.bp.blogspot.com/_9eHuZHq_LxY/S-nmJpoEKiI/AAAAAAAAAKg/F23et8JhyRw/s1600/Foto+Pak+Dede.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}">ANALISA POLITIK
Dédé Oetomo
Dosen Senior di Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya dan pendiri Yayasan GAYa NUSANTARA
“MUSLIM Power.” “Islam Is the Way.” “Muslim on Board.” Kata-kata semacam itu mulai tampak pada stiker atau aksesoris di bagian belakang mobil pada akhir tahun 1980-an atau awal tahun 1990-an. Mobilnya biasanya mobil pribadi, dan jenis mobilnya menunjukkan pengemudinya kelas menengah. Stiker-stiker ini beda dengan yang dipasang pengemudi bemo atau angkot, biasanya di dashboard, dengan gambar Ka’bah atau dua tangan dalam posisi berdoa, dengan kalimat Basmalah dalam tulisan Arab.
Tahun-tahun itu ditandai berdirinya Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan peristiwa-peristiwa lain yang secara populer disebut “penghijauan” dalam kehidupan politik. Banyak priyayi, misalnya, termasuk pasangan Presiden dan Ibu Negara waktu itu, menampilkan wajah yang lebih Islami, suatu trend yang terus berlangsung hingga sekarang. Arus perkembangan di masyarakat kelas menengah dapat dikatakan merupakan konteks yang menyertai perkembangan itu. Tasbih atau aksesoris gantung dengan kaligrafi “Allah” dan/atau “Muhammad” pun tampak di mobil-mobil kelas menengah ke atas juga.
Yang patut diperhatikan adalah penggunaan bahasa Inggris di atas. Bukankah bahasa yang lebih dekat dengan Islam adalah bahasa Arab? Apa yang sedang terjadi?
Pada hemat saya, simbolisasi politik identitas ringan-lah yang sedang terjadi. Stiker atau aksesoris yang saya sebutkan pada awal tadi, sebagian berwarna dan berbentuk mirip dengan benda serupa dengan tulisan “Jesus’ Beloved on Board” atau “Free Trip to Heaven: See Bible” yang mungkin dipasang oleh pemilik mobil yang beragama Kristen. Belakangan muncul juga hiasan serupa dengan kata-kata “Hyang Widhi Be With Us” atau “Buddha Bless You.”
Inilah politik identitas dalam perwujudannya dalam budaya populer. Memang dapat disanggah apakah benar pemasangan hiasan seperti itu menunjukkan politik identitas, karena bisa saja yang memasang hiasan dengan kata-kata yang merujuk pada agama Nasrani, umpamanya, belum tentu beragama Nasrani. Mungkin hiasan cuma hiasan belaka? Bukankah banyak penggemar Madonna juga mengenakan kalung berleontin salib tanpa berpikir terlalu serius. Cuman aksesoris doang?
Benarkah itu semua tidak berarti terlalu jauh? Sewaktu saya mengajar antropologi kognitif dahulu, salah satu yang dipelajari adalah pembagian kategoris berbagai hal dan benda budaya. Contoh favorit saya adalah pembagian kerudung, jilbab (dari berbagai macam juga: jilbab tsunami, jilbab gaul dst.), dan penutup kepala lainnya yang dikenakan perempuan muslim. Mahasiswa yang mengenakan jilbab gaul, misalnya, kelihatan dan kedengaran sangat terganggu kalau diandaikan bahwa mereka sebetulnya bisa saja mengenakan kerudung seperti ibu mereka atau perempuan-perempuan lainnya. Jadi, apa yang sedang terjadi sebetulnya?
Kiranya politik identitas (dalam hal ini identitas keagamaan) merupakan sesuatu yang riil. Tetapi perlu juga kita tengok aspek ringan atau budaya populernya. Kalau dibelokkan sedikit ke identitas gender atau orientasi seksual, bagaimana dengan hiasan dengan kata-kata “Lesbian Power” atau “We’re Here, We’re Queer, Get Used to It” di Barat. Ada yang pernah mengatakan, sebetulnya sama saja hiasan macam stiker keagamaan dengan stiker queer seperti itu. Orang-orang macam itu mengusik pikiran kita dengan mempertanyakan, apa sebetulnya beda Sri Paus dikelilingkan dalam Popemobile dengan pawai Mardi Gras atau Gay Pride? Kedua-duanya merupakan upaya untuk mempromosikan suatu usaha pengakuan identitas, kan?
Tapi tunggu sebentar, apakah kita yakin orang selalu seserius itu berpolitik identitas? Masih dalam kerangka pikir rada serius, saya jadi teringat satu peristiwa dalam novel Milan Kundera, The Unbearable Lightness of Being. Tokoh novel itu, seorang pengungsi politik dari Cekoslowakia, menyaksikan pawai protes di kota Eropa Barat di mana dia memperoleh suaka, dan dia pun merinding merenungkan bahwa dalam pawai seperti itu, sambil meneriakkan yel-yel bersama, kedirian kita hilang dalam kelompok, dan agak susah kita menjadi cerdas.
Barangkali kita memang tetap perlu berpolitik identitas untuk memajukan suatu perjuangan yang penting, namun sesekali perlu juga bisa tersenyum simpul atau tertawa terbahak-bahak dan menyadari bahwa dalam simbol-simbol politik kita terpendam potensi kekocakan yang dapat menghibur kita sedikit.
Saya jadi teringat suasana pemilihan ketua Persatuan Waria Kota Surabaya (Perwakos) pada tahun 2002. Di tengah suasana pemilihan yang penuh dengan canda dan celoteh, datanglah empat anggota yang mengenakan jilbab. Teman mereka berkomentar, “Koq kelihatan alim kalian?!” Jawab salah satu dari mereka, “Nggak sempat ke salon, nek, jadi ya dijilbabi saja.”
Bandung, 12 Mei 2010.
Politik Identitas: Stiker, Aksesoris, Pakaian, dan Semacamnya....
Update Wednesday, May 12, 2010 at 5:58 AM. by Informasi Terbaru 2013 Dalam topik analisa politik
Jangan Lupa:
Politik Identitas: Stiker, Aksesoris, Pakaian, dan Semacamnya.... Reviewed by Admin on Wednesday, May 12, 2010 Rating: 5
Politik Identitas: Stiker, Aksesoris, Pakaian, dan Semacamnya....
Artikel ini diposting dari blog Informasi Terbaru 2013, Wednesday, May 12, 2010, at 5:58 AM dalam topik analisa politik dan permalink https://terbaruinformasi.blogspot.com/2010/05/politik-identitas-stiker-aksesoris.html. 55.Subscribe to:Post Comments (Atom)
10 Tulisan Terakhir
My Blog List
Blog Archive
-
▼
2010
(1010)
-
▼
May
(106)
- Kami Bukan Keynesian
- Pohon akasia yang di tebang akhirnya tegak kembali
- Sejarah unik pakaian kita
- Bogor tentukan denda Rp 1juta bagi perokok
- Partai Komunis Indonesia (PKI)
- Planet Terpanas akan Dilahap Matahari
- Matahari Meleleh,Badai Siap Menerjang Bumi
- Ternyata tekhnologi bangsa romawi sudah secanggih ini
- Stoner Putuskan Tinggalkan Ducati
- Yamaha Pimpin Persaingan
- Yamaha Pertahankan Rossi-Lorenzo
- Honda Ingin Rossi-Stoner
- Lorenzo Salah Prediksi
- Stoner Dapat Saran Dari Lorenzo
- Reformasi(nya) Oligarki
- Kecelakaan Bikin Stoner Kecewa
- Rossi Keluhkan Setingan Motor
- Dovizioso Puas Kalahkan Pedrosa
- Kisah seseorang alergi gelombang elektro yang di a...
- Kereta-kereta paling mewah di dunia
- Mengenal Bank Dunia
- Kedewasaan Berbuah Kemenangan
- Sang Penghibur Baru
- 12 Tahun "Enclosure"
- Lorenzo Menang Lagi
- Lorenzo Percaya Diri Bisa Juara Lagi
- Rossi Start Posisi Satu
- Bautista Absen di Le Mans
- Rossi Pole, Yamaha Start 1-2
- Stoner Unggul Tipis atas Lorenzo
- Performa Ducati Bikin Stoner Puas
- Bentuk tebing es seperti wajah orang menangis
- Kisah hidup ratu mesir cleopatra
- Jejaring Sosial,Pisau Bermata Dua
- Fenomena terjadinya angin tornado
- Semua untuk Aceh Merdeka*
- Top 10 dinosaurus terbesar yang pernah menghuni bumi
- Sudah Siapkah Anda Menghadapi Snowmagedon?
- Kubah Penyelamat dibangun di India
- Fosil ular pemangsa dinosaurus ditemukan di india
- Merefleksikan Gerakan 21 Mei
- Kaitan planet nibiru dengan kiamat 2012
- Bunker Kiamat
- Militer Memesan Bunker 2012
- Vivos Bahtera Nabi Nuh 2012
- Gunung es di antartika mengeluarkan cairan merah d...
- ‘Kaus Merah’ Mencari Penjelasan
- Pertarungan hiu putih vs buaya
- Hidangan Sehat Dari Hati Sapi
- Seekor paus pembunuh membantai sang pelatihnya
- "Flirting" saat mendekati seorang wanita
- Nenek Moyang Siapa Monyet?
- Puncak badai matahari terjadi pada 2013
- Asal muasal nama...
- Asal muasal nama...
- Ayam jago
- jamin ngakak meskipun gua masih newbie gan!
- Bencana yang Bisa Mengancam Bumi
- Makanan yang mempercepat terbentuknya otot
- 2012 Awal Baru Bagi Manusia
- Film avatar membuat penontonnya depresi
- Apakah Planet''X'' ini akan Menabrak Bumi?
- Misteri Planet dengan Tiga Matahari
- Apa yang Perlu Disiapkan pada 2012
- Ekses Solar Maksima 2012
- Siapkah Anda Menghadapi 2012
- Bumi 2012
- Facebook Jadikan Orang Antisosial
- Amankah Jual Beli di Facebook?
- Politik Identitas: Stiker, Aksesoris, Pakaian, dan...
- Begadang membuat anda depresi dan pelupa
- Potensi Gempa Dahsyat di Papua Bukan di Aceh
- Menguak misteri jenglot yang misterius
- Daripada Mulyani Lebih Baik Marsinah
- Tempat favorit bunuh diri di kaki gunung fuji
- Ritual sex di gunung kemukus
- Pedrosa Ungguli Rossi Dan Lorenzo
- Gunung terbesar di tata surya bima sakti
- Marsinah
- Sri Mulyani Kecewa Kepada Boediono
- Sri Mulyani : Saya Dikorbankan
- Sri Mulyani Merasa Dikorbankan
- Hujan Meteor Tak Akan Jatuh ke Bumi
- Kekuatan mistis gunung merapi
- Menang Rp.9 Miliar dari Game Komputer
- Awan Berbentuk Setan
- Gaji Sri Mulyani setelah Menjadi Direktur Bank Dunia
- Alasan Sri Mulyani Dipilih Menjadi Direktur Bank D...
- Proses Pembuatan Keris Berbahan Meteor
- Ternyata Meteor itu Menjadi Bahan Pembuat Keris
- Varian Baru Virus Facebook
- Osama Bin Laden ternyata di Washington
- Tradisi kremasi jenasah ter-sadis di dunia
- Penodaan: Agama dan Tuhan Yang Mana?
- Pantai dengan bahaya hiu di amerika
- Bahaya Fasisme dan Kebangkitannya di Dunia Hari ini
- Gedung tertinggi di dunia terbaru
- Belajar Sampai Ke Cina?
- Lorenzo Rayakan Kemenangan Di kolam Jerez
- Lorenzo Tak Mungkin Dihentikan
-
▼
May
(106)
Tulis Komentar Kamu dibawah, pada Comment as: pilih Name/URL atau pilih Anonymous.
0 Komentar untuk "Politik Identitas: Stiker, Aksesoris, Pakaian, dan Semacamnya...."Post a Comment