Medan (Kompas)
Pemerintah bahkan tidak serius meningkatkan mutu pendidikan. Ada sekolah yang digusur untuk dijadikan pusat perbelanjaan. Kekurangan guru hampir terjadi di setiap sekolah dan daerah. Ironisnya, partisipasi masyarakat dalam pendidikan alternatif dipandang sebelah mata.
Kenyataan itu diungkapkan aktivis sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam Jaringan Advokasi Pendidikan Sumatera Utara, Kamis (29/12) di Medan.
Veryanto dari Perkumpulan Peduli menyatakan ada sejumlah kabupaten/kota yang anggaran pendidikannya lebih dari 20 persen, namun belanja aparatur lebih besar daripada belanja publik. Meningkatnya belanja publik disebabkan pos yang sebelumnya merupakan belanja aparatur dipindahkan ke publik sehingga terkesan memprioritaskan publik, tuturnya.
Tentang anggaran pendidikan dalam APBD, Elfenda dari Fitra Sumut menambahkan, enam kabupaten/kota yang persentasenya di atas 20 persen antara lain Simalungun 53 persen dan Karo 42 persen. Tetapi, struktur belanja rata-rata untuk anggaran pendidikan, 73 persen untuk administrasi umum, baik aparatur maupun publik, katanya. (NAL)
Madu Hutan Murni - GRANULASI
10 years ago
Tulis Komentar Kamu dibawah, pada Comment as: pilih Name/URL atau pilih Anonymous.
0 Komentar untuk "Komitmen Sumut Rendah"Post a Comment