a hrif="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQCEtmsjoZ_ABCDbagzykykpu9eWB7AORvcVhTUKD2Bou5EoXAqEJ-w9xcxUcREfZNJ9ez2rlY_Lkc_teWuXt9R_lkqJ-VwlsHL2x289ETluwOMhCX-FWk7p_4PkFU0KWXa78PAQHGczc/s1600-h/hacko285.jpg">
RPM Konten Bagai Produk Intelijen Masa Lalu
Update Friday, February 19, 2010 at 11:26 AM. by Informasi Terbaru 2013 Dalam topik Berita
Aturan yang terlalu mengekang pada a hrif="http://www.detikinet.com/read/2010/02/15/125757/1299704/399/seperti-apa-isi-rpm-konten">Rancangan Peraturan Menteri (RPM) tentang Konten Multimedia membuat gerah pelaku bisnis internet. Bahkan, aturan itu dianggap mengekang bagaikan aturan intelijen masa lalu. RPM Konten, yang sedang menjadi kontroversi, dianggap terlalu mengekang kebebasan dan kreativitas pelaku internet. Hal itu dirasakan oleh Heru Nugroho selaku Managing Director Nusantara Online, kamis (18/2/2010). Heru mengaku tim di balik game Nusantara Online saat ini khawatir akan terkena dampak aturan tersebut. "Kalau di game ada pemain yang menyampaikan kata-kata provokatif, apakah kami harus bertanggungjawab juga? Harus mengawasi semuanya satu per satu?" ujarnya. Menurut Heru aturan yang tercermin dalam RPM Konten itu terlalu berlebihan. Bahkan ia tidak menolak jika aturan itu kemudian disamakan dengan gaya pengekangan pemerintah otoriter di masa lalu. "Kalau waktu itu, mungkin kondisinya memang bisa dipahami. Kalau sekarang, katanya Indonesia baru? Ini sama saja balik lagi ke Indonesia lama, dan itu terbukti kreativitas jadi tumpul," tukas Heru. Menurut Heru, jika sampai diterapkan, ia yakin akan muncul gerakan perlawanan. "Perlawanan itu pasti! Kalau di zaman Suharto meledaknya pada tahun 1998. Ini juga bisa jadi bakal ada perlawanan," ia menambahkan. Di sisi lain Heru memahami bahwa aturan memang perlu ditegakkan dan dunia internet tanah air memang perlu disehatkan. Namun caranya, Heru menegaskan, harusnya lewat langkah persuasif. Heru pun menyambut baik gerakan seperti Internet Sehat yang mendorong masyarakat untuk memahami cara memanfaatkan internet dengan baik. Seharusnya pemerintah bisa mendorong gerakan sosial seperti itu daripada melakukan upaya represif.
Jangan Lupa:
RPM Konten Bagai Produk Intelijen Masa Lalu Reviewed by Admin on Friday, February 19, 2010 Rating: 5
RPM Konten Bagai Produk Intelijen Masa Lalu
Artikel ini diposting dari blog Informasi Terbaru 2013, Friday, February 19, 2010, at 11:26 AM dalam topik Berita dan permalink https://terbaruinformasi.blogspot.com/2010/02/rpm-konten-bagai-produk-intelijen-masa.html. 55.Subscribe to:Post Comments (Atom)
10 Tulisan Terakhir
My Blog List
Blog Archive
-
▼
2010
(1010)
-
▼
February
(91)
- Ketawa ketiwi
- Robot di perkirakan mengganti peradaban manusia
- Khasiat tanaman jahe
- Daun bambu obat asam urat
- Kedelai haluskan kulit
- Kemanusiaan Kata-kata
- Sayuran pencegah kangker
- Tips mengilangkan jerawat
- Lorenzo Cidera Lagi
- Menu Sehat Alami untuk Batita dan Balita
- Aktor ini mengaku alergi vagina
- Ahmadiyah, Rechtstaat dan Hak Asasi Manusia
- Pengguna FarmVille mencapai Angka 80 Juta
- Fakta unik laut mati
- 150-an Facebooker Kopi Darat Dukung Sri Mulyani
- 'Pesan' Mario Teguh Yang Bikin Heboh Itu
- 'Gogole' Dongkrak Pendapatan Google
- Facebook Tumbang Di beberapa Negara
- Add-on firefox yang sangat berguna
- Gara-gara 'Bail Out' Seorang Pilot Nekad Tabrakkan...
- Apa itu WWW(World Wide Web)?
- Teori lain tentang terbentuknya Bulan
- Gaya bercinta menentukan jenis kelamin anak
- Demo Masak Menu Sarapan & Makanan Bekal Sekolah Be...
- RPM Konten Bagai Produk Intelijen Masa Lalu
- Penyanyi-penyanyi dengan suara terindah di dunia
- Selamat Ulang Tahun Valentino Rossi
- Tipu Puluhan Orang,Selly Diduga Bisa Hipnotis
- Hati-hati Penipu Cantik Lewat Facebook
- Tumbuhan karnivora
- Mobil Terlaris Januari 2010
- UFO Mendarat di Rusia?
- Bencana terdahsyat yang pernah melanda AS
- Lorenzo "Saya Sedikit Kikuk"
- Pohon "keramat" menelan 52 nyawa
- Anwar Ma’ruf: Kapitalisme Adalah Sistem Yang Kontr...
- Dovizioso Ingin Terlibat Dalam Pengembangan Motor
- Inilah Pengemis Terkaya di Dunia
- Benarkah Gagap penyakit Keturunan?
- Kesaksian mereka yag pernah mati suri
- Menara tertinggi di dunia ada di indonesia tahun 2012
- Spies Harus Beradaptasi Dengan Ban
- Mau tau rahasia pendapatan pengemis luar negri?
- Kini Stoner Lebih Siap
- Mengapa Saldo Rekening Petani Itu Bisa Jadi 13 Tri...
- Kerbau Masuk Istana
- Gedung Tertinggi Di Dunia Itu Ditutup
- Facebook Sebabkan Jumlah Blogger Menurun
- Cara menyembunyikan Drive Komputer Anda
- Poncharal Ingin Pertahankan Edwards
- Tentang Batas
- Hadiah terbaik saat valentine
- Binatang-binatang Masa Depan
- Pedrosa Terlalu Sering Berbuat Kesalahan
- Tips Mengembalikan Keperawanan
- Beringas (orang kampung)
- 10 jembatan terpanjang di dunia
- 6 Kota bertembok Di Dunia yang Menakjubkan
- Cassey Stoner Pembalap Terbaik dikelasnya
- Status twitter alat musik
- Hujan katak di jepang
- Rudi Hartono: Finansialisasi Tidak Menciptakan Nil...
- Wilco Jadi Manager Baru Lorenzo
- ATM, Setelah Simjian Menemukannya
- Ada Sepasang Naga Di sungai Mahakam
- Nama saya sentot
- Buang air ..
- Hantu keluar dari kamar mayat terekam kamera
- Ditinggal Dua Teknisi, Rossi Tetap Santai
- Bayi umur 1 tahun melawan ular king cobra
- Rossi " Spies Calon Lawan Yang Susah Ditaklukkan"
- Facebook Singkirkan Microsoft dari Lahan Iklan
- Ulang Tahun Facebook
- Ketika Burung Bertasbih
- Tempat paling angker di dunia
- Ternyata Ferrari Inginkan Rossi
- Tentang Konsensus Politik Serikat Buruh “Kuning”
- AJALMU TIBA!!
- Lorenzo Suka Membuat Kesal
- Manusia terkejam di dunia
- Penjara terbrutal di dunia
- Rossi Berterimakasih Kepada Ferrari
- Inilah Daftar ATM Yang Telah Dipasangi SKIMMER Ole...
- Homo di Akhirat
- Pramugari Banci Gan
- Menu Favorit Keluarga Praktis, Lezat dan Sehat
- Payudara terbesar sedunia
- Rossi "F1 Hanya Untuk Senang-Senang"
- Bocoran Harga Microsoft Office 2010
- Domenicali "Stoner Prioritas utama Kami"
- Dari Kapitalisme Turun ke Krisis
-
▼
February
(91)
Tulis Komentar Kamu dibawah, pada Comment as: pilih Name/URL atau pilih Anonymous.
0 Komentar untuk "RPM Konten Bagai Produk Intelijen Masa Lalu"Post a Comment