ui onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQLUo69TZnnvqr__ABLfYeN4W5K0viLx65-uOuv4bNc8JyrjZJJ8yTv6r0SGZNxuOKk-w-ii53I1T3frrKMnuZcVbbG6DNxHH7_RZ_GLbR-09kiINn_MGQHbT1uJYbPhyphenhyphenU5CSjeiUFDOo/s1600-h/Proses+Gambar+0172.jpg">
Dunia medis telah lama berusaha memecahkan alasan di balik fenomena gagap. Temuan terbaru menyebutkan, gagap ternyata ada dalam gen. Oh ya? Beberapa ilmuwan medis, sempat menganggap gagap (stutter) adalah sebuah misteri. Selama puluhan tahun, mereka menyalahkan masalah emosional, orangtua yang tidak terlalu perhatian, dan guru yang menakutkan sebagai penyebabnya utamanya. Namun mereka kini telah menemukan gen-gen yang bisa menjelaskan beberapa kasus gagap. “Ini merupakan langkah yang sangat penting,” papar Presiden Stuttering Foundation Jane Fraser, dalam hasil riset yang dirilis dalam New England Journal of Medicine pekan ini. Periset yang ikut serta dalam studi pemerintah ini menemukan mutasi di tiga gen yang sepertinya menjadi penyebab masalah bicara di beberapa orang. Fenomena itu cenderung terjadi turun temurun dan riset-riset sebelumnya menunjukkan ada koneksi antargen. Hingga saat ini, periset masih belum bisa menemukan gen mana yang menjadi biang keroknya. Seorang ahli genetika dan penulis senior studi ini, Dennis Drayna mengatakan, ia berharap hasil ini membantu meyakinkan mereka yang meragukan. Bahwa gagap merupakan masalah biologis. Dengan demikian, ada kemungkinan penyembuhan gagap dengan terapi enzim suatu hari kelak. Sebelum ada penyebab yang jelas, gagap seringkali dikaitkan dengan beberapa hal. Seperti gugup (nervousness), kurang intelijensia, stres, dan bahkan bimbingan orangtua yang buruk (bad parenting). Pengidapnya mengatakan mereka tak bisa menghilangkan hal itu di kepala mereka. Fraser mengatakan, banyak orangtua yang anaknya gagap, menelepon dan khawatir mereka telah melakukan sesuatu yang buruk. “Temuan ini bisa menghilangkan kekhawatiran mereka,” lanjut Fraser. Sementara Drayna dan sejumlah ahli lainnya mengatakan stres dan kegelisahan bisa memperparah gagap. Ia meyakinkan, gagap bukanlah kelainan emosional. “Hal itu tidak datang dari interaksi dengan manusia lainnya,” imbuhnya. Gagap biasanya dimulai ketika anak-anak belajar bicara. Beberapa tak lagi mengalaminya ketika otak mereka mulai tumbuh. Namun beberapa lainnya, masih tetap mengalaminya. Drayna yang bekerja untuk Institute on Deafness and Other Communication Disorders mengakui, kelainan ini termasuk salah satu yang sulit dipelajari. Sebab, manusia sebagai obyek penelitiannya sehingga tak bisa diletakkan dalam tabung reaksi. Ia sendiri memulai studi itu dengan melihat secara umum, seperti sebuah keluarga asal Pakistan yang anggotanya banyak mengidap gagap. Kemudian, ditemukan mutasi pada kromosom 12. Peneliti menemukan mutasi yang sama dan dua gen termutasi lainnya dalam sebuah kelompok yang terdiri dari 400 orang dari Pakistan, AS, dan Inggris yang juga menderita gagap. Pada kelompok sama yang tidak mengalami gagap, mereka tak menemukan kelainan pada gen tersebut. Kecuali satu orang relawan asal Pakistan. Para ahli mengestimasi, tiga varian gen itu terdapat pada 9% dari seluruh kasus gagap. Tim itu memastikan, di antara 50%-70% kasus terdapat komponen genetis. Namun untuk lebih pastinya lagi, mereka hingga hari ini masih meneliti sejumlah kasus gagap. Seperti dikatakan Simon E Fisher dari Oxford University Inggris, yang merasa temuan ini barulah awal. Tiga gen yang ditunjuk tim Amerika itu membantu kinerja semacam ‘tempat sampah’ di mana sel membuang ‘kotoran’. Dalam kasus gagap, mutasi merecoki proses itu dan mempengaruhi sel otak yang mengendalikan berbicara. “Selama puluhan tahun mencari penyebab gagap, tak ada satupun yang menyebutkan sel yang diwariskan sebagai salah satunya,” ujarnya. Dua di antara gen itu sebelumnya juga dikaitkan dengan penyakit langka yang muncul ketika sel ‘tempat sampah’ tadi tidak berfungsi dengan baik. Beberapa kelainan serupa selama ini diobati dengan mengganti enzim yang hilang. Periset mengatakan, metode yang sama tampaknya bisa digunakan untuk terapi gagap.
Home / / Benarkah Gagap penyakit Keturunan?
Benarkah Gagap penyakit Keturunan?
Update Monday, February 15, 2010 at 7:38 AM. by Informasi Terbaru 2013 Dalam topik
Jangan Lupa:
Benarkah Gagap penyakit Keturunan? Reviewed by Admin on Monday, February 15, 2010 Rating: 5
Benarkah Gagap penyakit Keturunan?
Artikel ini diposting dari blog Informasi Terbaru 2013, Monday, February 15, 2010, at 7:38 AM dalam topik dan permalink https://terbaruinformasi.blogspot.com/2010/02/benarkah-gagap-penyakit-keturunan.html. 55.Subscribe to:Post Comments (Atom)
10 Tulisan Terakhir
My Blog List
Blog Archive
-
▼
2010
(1010)
-
▼
February
(91)
- Ketawa ketiwi
- Robot di perkirakan mengganti peradaban manusia
- Khasiat tanaman jahe
- Daun bambu obat asam urat
- Kedelai haluskan kulit
- Kemanusiaan Kata-kata
- Sayuran pencegah kangker
- Tips mengilangkan jerawat
- Lorenzo Cidera Lagi
- Menu Sehat Alami untuk Batita dan Balita
- Aktor ini mengaku alergi vagina
- Ahmadiyah, Rechtstaat dan Hak Asasi Manusia
- Pengguna FarmVille mencapai Angka 80 Juta
- Fakta unik laut mati
- 150-an Facebooker Kopi Darat Dukung Sri Mulyani
- 'Pesan' Mario Teguh Yang Bikin Heboh Itu
- 'Gogole' Dongkrak Pendapatan Google
- Facebook Tumbang Di beberapa Negara
- Add-on firefox yang sangat berguna
- Gara-gara 'Bail Out' Seorang Pilot Nekad Tabrakkan...
- Apa itu WWW(World Wide Web)?
- Teori lain tentang terbentuknya Bulan
- Gaya bercinta menentukan jenis kelamin anak
- Demo Masak Menu Sarapan & Makanan Bekal Sekolah Be...
- RPM Konten Bagai Produk Intelijen Masa Lalu
- Penyanyi-penyanyi dengan suara terindah di dunia
- Selamat Ulang Tahun Valentino Rossi
- Tipu Puluhan Orang,Selly Diduga Bisa Hipnotis
- Hati-hati Penipu Cantik Lewat Facebook
- Tumbuhan karnivora
- Mobil Terlaris Januari 2010
- UFO Mendarat di Rusia?
- Bencana terdahsyat yang pernah melanda AS
- Lorenzo "Saya Sedikit Kikuk"
- Pohon "keramat" menelan 52 nyawa
- Anwar Ma’ruf: Kapitalisme Adalah Sistem Yang Kontr...
- Dovizioso Ingin Terlibat Dalam Pengembangan Motor
- Inilah Pengemis Terkaya di Dunia
- Benarkah Gagap penyakit Keturunan?
- Kesaksian mereka yag pernah mati suri
- Menara tertinggi di dunia ada di indonesia tahun 2012
- Spies Harus Beradaptasi Dengan Ban
- Mau tau rahasia pendapatan pengemis luar negri?
- Kini Stoner Lebih Siap
- Mengapa Saldo Rekening Petani Itu Bisa Jadi 13 Tri...
- Kerbau Masuk Istana
- Gedung Tertinggi Di Dunia Itu Ditutup
- Facebook Sebabkan Jumlah Blogger Menurun
- Cara menyembunyikan Drive Komputer Anda
- Poncharal Ingin Pertahankan Edwards
- Tentang Batas
- Hadiah terbaik saat valentine
- Binatang-binatang Masa Depan
- Pedrosa Terlalu Sering Berbuat Kesalahan
- Tips Mengembalikan Keperawanan
- Beringas (orang kampung)
- 10 jembatan terpanjang di dunia
- 6 Kota bertembok Di Dunia yang Menakjubkan
- Cassey Stoner Pembalap Terbaik dikelasnya
- Status twitter alat musik
- Hujan katak di jepang
- Rudi Hartono: Finansialisasi Tidak Menciptakan Nil...
- Wilco Jadi Manager Baru Lorenzo
- ATM, Setelah Simjian Menemukannya
- Ada Sepasang Naga Di sungai Mahakam
- Nama saya sentot
- Buang air ..
- Hantu keluar dari kamar mayat terekam kamera
- Ditinggal Dua Teknisi, Rossi Tetap Santai
- Bayi umur 1 tahun melawan ular king cobra
- Rossi " Spies Calon Lawan Yang Susah Ditaklukkan"
- Facebook Singkirkan Microsoft dari Lahan Iklan
- Ulang Tahun Facebook
- Ketika Burung Bertasbih
- Tempat paling angker di dunia
- Ternyata Ferrari Inginkan Rossi
- Tentang Konsensus Politik Serikat Buruh “Kuning”
- AJALMU TIBA!!
- Lorenzo Suka Membuat Kesal
- Manusia terkejam di dunia
- Penjara terbrutal di dunia
- Rossi Berterimakasih Kepada Ferrari
- Inilah Daftar ATM Yang Telah Dipasangi SKIMMER Ole...
- Homo di Akhirat
- Pramugari Banci Gan
- Menu Favorit Keluarga Praktis, Lezat dan Sehat
- Payudara terbesar sedunia
- Rossi "F1 Hanya Untuk Senang-Senang"
- Bocoran Harga Microsoft Office 2010
- Domenicali "Stoner Prioritas utama Kami"
- Dari Kapitalisme Turun ke Krisis
-
▼
February
(91)
Tulis Komentar Kamu dibawah, pada Comment as: pilih Name/URL atau pilih Anonymous.
0 Komentar untuk "Benarkah Gagap penyakit Keturunan?"Post a Comment