Jurnalisme dan Perjuangan menuju Sosialisme
Oryza A. Wirawan
BAGI mereka yang percaya bahwa media massa haruslah sejalan dengan nafsu kapitalisme modern, hendaklah menengok Charles Anderson Dana.
Dana memimpin sebuah koran yang didedikasikan untuk perjuangan buruh: The New York Sun. Saat semua media berpihak pada kelas pemodal, Dana menunjukkan bahwa The Sun (yang berarti Surya) menyinari semua tanpa memandang kelas sosial.
ui name='more'>Tompkins Square Park di New York dingin dan dilapisi salju, 13 Januari 1874. Krisis ekonomi membuat ribuan buruh tak punya pekerjaan, dan berunjuk rasa menuntut lowongan kerja. Sejak awal pemerintah kota dan polisi sudah menolak pelaksanaan aksi ini.
Buruh tetap bersikeras. Dua pertiga aparat kepolisian membuat barikade antara Alun-alun Tompkins dengan Balai Kota New York. Buruh berbaris, dan polisi mulai menyerang mereka dengan pentungan. Darah mengucur. Sebanyak 46 orang demonstran ditahan.
Semua media massa mengutuk aksi kekerasan sebagai kesalahan kaum buruh. The New York Tribune menyebut para demonstran sebagai orang asing gila, dan tuntutan atas pekerjaan dan makanan disebut sebagai 'omongan yang goblok dan kriminal'.
Dana berdiri sendirian. The New York Sun, menjadi advokat para buruh yang marah itu. Editorial Sun menyalahkan pemerintah kota dan polisi. Polisi harus bertanggung jawab. Kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian, menurut Dana, "Bukanlah cara yang pantas dalam memperlakukan warga Amerika."
Hidup Dana adalah jurnalisme dan sosialisme. Jika Anda mengenal pepatah jurnalisme 'anjing mengigit orang bukan berita, tapi orang menggigit anjing adalah berita', Dana yang melontarkannya pertama kali.
Kedekatan Dana dengan sosialisme tak lepas dari pengalaman hidupnya. Ayahnya jatuh bangkrut. Keluarganya kocar-kacir. Ia percaya, sosialisme dan kaum buruh yang bebas harus diperjuangkan. Dana melakukan bunuh diri kelas, dan tinggal dalam sebuah komunitas yang hidup dengan gaya sosialisme Fourier di mana individualisme ditekan. Ia percaya 'Surga di Bumi' bisa diwujudkan dengan kesetaraan.
Saat masih bekerja sebagai wartawan The New York Tribune milik Horace Greeley, ia berlayar menuju Paris, Prancis. Ia menyaksikan bagaimana kaum buruh menguasai jalanan. Ia berkenalan dengan Karl Marx, dan memberikan kesempatan kepada 'Nabi Sosialisme' itu untuk menulis di New York Tribune tiga tahun kemudian.
Bagi mereka yang percaya bahwa media massa haruslah berpihak pada pemodal, hendaklah menengok Charles Anderson Dana. Ia percaya, bahwa media massa akan bisa mandiri dari kepentingan politik dan komersial.
Dana bisa berada pada posisi berlawanan dengan kepentingan pebisnis dan politisi, karena ia tidak bergantung pada dukungan ekonomi keduanya. The New York Sun secara finansial dihidupi oleh ribuan orang yang membeli koran itu dengan harga dua sen per eksemplar.
Upton Sinclair, seorang penulis sosialis, pernah mengatakan dalam Brass Check: A Study of American Journalism, "media massa kapitalis hidup dengan sistem kapitalis, berjuang untuk sistem itu, dan secara alamiah tidak bisa melakukan hal lain."
Dana menunjukkan, kapitalisme memang boleh muncul melalui dua sen yang terkumpul dari para pembacanya. Namun, ia tak lupa: kapitalisme ditopang oleh para buruh yang hidupnya acap diabaikan. Maka, memang begitulah seharusnya perusahaan media bersikap.
Selamat Hari Buruh dan Kemerdekaan Pers Internasional!***
Oryza A. Wirawan, reporter beritajatim. com di Jember.
Matahari yang Menerangi Semua
Update Thursday, May 7, 2009 at 6:49 AM. by Informasi Terbaru 2013 Dalam topik Jurnalisme,Opini,Politik
Jangan Lupa:
Matahari yang Menerangi Semua Reviewed by Admin on Thursday, May 7, 2009 Rating: 5
Matahari yang Menerangi Semua
Artikel ini diposting dari blog Informasi Terbaru 2013, Thursday, May 7, 2009, at 6:49 AM dalam topik Jurnalisme, Opini, Politik dan permalink https://terbaruinformasi.blogspot.com/2009/05/matahari-yang-menerangi-semua.html. 55.Subscribe to:Post Comments (Atom)
10 Tulisan Terakhir
My Blog List
Blog Archive
-
▼
2009
(390)
-
▼
May
(29)
- Pengumuman Pemenang Bagi-Bagi Buku Gratis 1 Juta P...
- Kamus Bahasa Kantoran
- Neoliberalisme dan Warganegara
- Sesat Neoliberalisme
- Amif Sjarifuddin, Politik Negarawan (2-habis)
- Amir Sjarifuddin, Politikus Negarawan (1)
- Betet tanpa kaki
- Rahasia Tarzan
- Pesawat Indonesia
- Preman dan Biarawati
- TRUE STORY - SETAN kemasukan ORANG ???
- Meluruskan Revolusi Permanen
- Rencana Perubahan Status KTP Indonesia
- Agus "Jabo" Priyono: Nasionalisme Kita, Berpijak P...
- Kakek dan suster
- Pagi Jakarta O Channel
- Kecelakaan Hebat Kereta Api
- brenti merokok..
- Membantu Orang Buntung Kencing
- Matahari yang Menerangi Semua
- I'd Lie For You (and That's The Truth)
- Aku Seorang Gerwani
- Permintaan Maaf Cam Boga
- Pengalaman pertama naik pesawat
- Masihkah Anda Menutup Mata??!!
- Obsesi Washington Menundukkan Kuba
- Joni girang
- Cuplikan Sejarah Satu Mei di Indonesia
- May Day dan Kisah Seorang Dorothy Day
-
▼
May
(29)
Tulis Komentar Kamu dibawah, pada Comment as: pilih Name/URL atau pilih Anonymous.
0 Komentar untuk "Matahari yang Menerangi Semua"Post a Comment